BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah perawatan
yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan
balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi,
dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan
yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak
diberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita pada masa
perkkuliahan, sehingga pada saat calon bidan diterjunkan di lahan praktek
sudah mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita
dengan benar.
Ada beberapa masalah yang lazim
terjadi diantaranya adalah adanya bercak mongol, hemangioma, ikhterus, muntah
dan gumoh, oral trush, diaper rash, dan seborrhea, furunkel, milliariasis,
diare, obstipasi, infeksi, dan sindrom bayi meninggal mendadak.
Atas dasar pemikiran di atas, maka
kami menyusun makalah ini dengan harapan mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah
memahami masalah yang lazim terjadi pada neonatus, bayi, dan balita terutama
masalah seborrhea, milliariasis, bisulan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
Seborrhea, Milliariasis, Bisulan ?
2. Apa penyebab dari
Seborrhea, Milliriasis, Bisulan ?
3. Bagaimana
patofisiologi Seborrhea, Milliariasis, Bisulan ?
4. Apa saja pembagian
dan tanda gejala Seborrhea, Milliariasis, Bisulan ?
5. Bagaimana cara
mengatasi Seborrhea, Milliariasis, Bisulan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian Seborrhea, Milliariasis, Bisulan
2. Untuk mengetahui
penyebab dari Seborrhea, Milliariasis, Bisulan
3. Untuk mengetahui
bagaimana patofisiologi dari Seborrhea, Milliariasis, Bisulan
4. Untuk mengetahui apa saja pembagian dan
tanda gejala dari Seborrhea, Milliariasis, Bisulan
5. Untuk mengetahui
bagaimana cara mengatasi Seborrhea, Milliariasis, Bisula
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEBORRHEA
2.1.1 Pengertian
Adalah suatu peradangan pada kulit
bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan
kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada
kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses
pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat,
maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah
yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang
melekat pada kulit kepala.
2.1.2 Klasifikasi seborrhea
- Seborrhea adipose
- Seborrhea neonaturum (saraf susu)
- Seborrhea Squamosa (bersisik)
2.1.3 Etiologi
·
Faktor hereditas, yaitu disebabkan
karena adanya faktor keturunan orang tua
·
Intake makanan berlemak dan berkalori
tinggi
·
Asupan minuman beralkohol
·
Adanya gangguan emosi
·
Kelenjar minyak pada bayi biasanya
bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon ibu yang mengalir didalam
tubuh bayi
·
Pengaruh hormon ibu biasanya hanya
berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan sikecil. Gangguan ini akan
hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.
Dermatitis seboreik sering ditemukan
sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab ketombe
adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Walaupun namanya mungkin sedikit
menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang secara alami terdapat pada kulit
kepala dan bagian kulit yang lain.
Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini
tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Namun, dengan adanya perubahan cuaca, hormon,
dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih banyak minyak, sehingga
menyebabkan jamur P. Ovale berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur
tersebut, akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat kerontokan sel
kulit yang lama. Hasilnya timbul Ketombe.
Kondisi ketombe yang parah atau
dermatitis seboroik (seborrhea), seringkali ditemukan di kulit kepala. Namun
dapat juga ditemukan di alis mata, pipi, di belakang telinga atau bagian dada.
Seborrhea berupa sisik berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit
kepala.
Faktor resiko terjadinya dermatitis
seboroik:
- Stres
- Kelelahan
- Cuaca dingin
- Kulit berminyak
- Jarang mencuci rambut
- Pemakaian losyen yang mengandung alkohol
- Penyakit kulit (misalnya jerawat)
- Obesitas (kegemukan).
Proses pergantian kulit mati, yang
kemudian diganti dengan sel-sel kulit dibawahnya disebut keratinisasi. Ada
beberapa hal yang membuat periode keratinisasi ini tidak normal, diantaranya:
- Keaktifan kelenjar minyak kulit yang meningkat.
Ketombe terjadi pada kulit kepala yang produksi minyaknya berlebihan.
- Mikroorganisme. Adanya peningkatan jumlah fungus
bernama Pityrosporum Ovale. Fungus ini bertanggung-jawab pada proses
pemecahan lemak kulit, yang menyebabkan iritasi kulit kepala.
- Makanan berlemak,
- Mengakibatkan produksi minyak dari kelenjar
minyak bertambah. Asupan lain yang juga punya andil besar merangsang
kelenjar minyak membentuk minyak kulit adalah sambal, alkohol, kopi, serta
rokok.
- Zat atau bahan yang menempel pada kulit kepala
seperti obat-obatan tertentu, sabun, shampoo, minyak rambut. Zat-zat ini
secara langsung merangsang kulit kepala, atau menjadi media yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme.
- Hormon tertentu. Hormon yang dapat memacu
keaktifan kelenjar minyak misalnya hormon Androgen.
- Hal lain seperti stress, genetika, cuaca.
Seborrhea ini bukan cuma terdapat
pada kulit kepala saja. Inilah yang kemudian menjadi Seborrheic Dermatitis,
atau keadaan kulit yang berwarna merah, bersisik, dan sangat gatal. Bisa
terjadi di kulit kepala, samping kiri dan kanan hidung, alis, bulu mata, kulit
di belakang kuping, dada bagian tengah, pusar, ketiak, lipatan buah dada,
selangkangan, atau bokong.
Setiap orang pastilah mengalami
Seborrheic Dermatitis. Pada bayi disebut dengan nama Cradle Cap. Tanpa diobati
serius, Cradle Cap ini akan hilang saat usia bayi berkisar antara delapan
hingga 12 bulan. Cradle Cap pada bayi merupakan warisan hormon berlebih yang
diberikan si ibu, sebelum bayi tersebut lahir.
2.1.4 Seborrhea Pada Bayi
Dermatitis seborrheic, adalah ketombe
pada bayi, hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih
tersisa di dalam tubuhnya. Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini
akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen.
Namun, tidak
semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu saja,
terutama yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang
terhadap bahan-bahan yang bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di
kulit kepala, maka akan timbul dermatitis seborrheic bahkan eksim. Bila
dermatitis seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan
berlanjut menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan
di dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang
kemerahan.
2.1.5 Gejala Seborrhea
Dermatitis seboreik biasanya timbul
secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala
(ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada
kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai
kemerahan di sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran
telinga, alis mata dan dada.
Pada bayi baru lahir yang berumur
kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng
berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik
berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di
kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis
seboroik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar
disembuhkan.
2.1.6 Penatalaksanaan Seborrhea
Penatalaksanaan dermatitis seboreik tergantung kepada
usia penderita:
1. Anak-anak.
Untuk ruam bersisik tebal di kulit
kepala, bisa dioleskan minyak mineral yang mengandung asam salisilat secara
perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut pada malam hari. Selama
sisik masih ada, kulit kepala juga dicuci dengan sampo setiap hari setelah
sisiknya menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu.
2. Bayi.
Kulit kepala dicuci dengan sampo
bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Selama ada sisik,
kulit kepala dicuci setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik
menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan
shampoo di pasaran untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk
mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar, zinc
pyrithione, selenium sulfida dan belerang. Walaupun sebagian digolongkan
sebagai obat yang dijual bebas dan sebagian digolongkan sebagai kosmetik,
produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-gejala dari ketombe, tetapi
tidak mengatasi penyebab ketombe.
Ada beberapa langkah yang bisa kita
lakukan sendiri untuk penyembuhan yang lebih maksimal:
- Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo
merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari
kotoran. Namun hati-hati, gunakan sampo yang betul-betul diperuntukkan
bagi anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang dewasa umumnya
mengandung bahan sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya yang
bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan sampo bayi sengaja tidak
mendapat tambahan bahan-bahan yang bakal membahayakannya. Sampo tersebut
harus lembut karena fungsi kelenjar kulit pada bayi dan anak belum bekerja
secara sempurna.
- Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala
memang sangat efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul
membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang muncul, lebih baik
gunakan air bersih saja ketika menyuci kepalanya. Frekuensi yang
dianjurkan untuk pemakaian sampo adalah seminggu dua kali atau tiga kali.
Namun, umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai
setiap hari.
- Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga
banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin
menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
- Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa
menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut
anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan
karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
- Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan
tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat
antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang
mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk
krim, oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan
pada dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
- Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah
menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari penularan lebih lanjut.
2.1.7 Pencegahan Seborrhea
·
Penggunaan sampo bisa saja dilakukan
karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit
kepala dari kotoran.
·
Penggunaan sampo untuk membersihkan
kulit kepala memang sangat efektif.
·
Banyak anak yang aktif di luar rumah
sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin
menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
·
Untuk ketombe yang disebabkan jamur,
kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci
rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala
·
dengan sampo secara perlahan karena akan
menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
·
Pada kasus karena infeksi ringworm,
pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat
antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2%
clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan
sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk
mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
·
Biasakan untuk selalu mencuci tangan
sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan
untuk menghindari penularan lebih lanjut
2.2. MILIARIASIS
2.2.1 Pengertian
Lima definisi dari miliariasis yang berbeda, yaitu Miliariasis merupakan
penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar keringat.
(Hassan, 1984). Miliariasis adalah kelainan kulit akibat retensi keringat,
ditandai dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda, 1987). Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat. (Vivian, 2010)
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa miliariasis adalah dermatosis yang
timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya, yang lazim timbul
dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama awal musim panas
atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena sekresinya
terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya kelenjar atau duktus
kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan
perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan
dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto,
1988)
Yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang
timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat,
yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan
punggung), serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat
juga dikepala. Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang
berlebihan, dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan
dan disertai banyak gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra
Utama, 2000)
Milliariasis disebut juga sudamina, biang keringat,
keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat. Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya
pori kelenjar keringat.(Vivian Nani,2010)
2.2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis di
awali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat sehingga pengeluaran
keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya
vesikel miliar dimuara kelenjar keringat lalu disusul dengan tingginya radang
dan oedema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi
oleh stratum korneum.
Milliariasis sering terjadi pada
bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendik yang belum
sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada
usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu
kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke
daerah sekitarnya.
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang
panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.
- Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara
yang kurang
- Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap
keringat
- Aktivitas yang berlebihan
- Setelah menderita demam atau panas
- Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang
menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan
di absorbsi oleh stratum korneum
2.2.3 Gejala
Klinis
Ada empat tipe milliariasis yaitu,
1.
Milliria kristalina
Milliaria kristalina ini timbul pada
pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat, seperti pasien demam yang
terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat superfisial,
bentuknya kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. Umumnya lesi ini
timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan,
misalnya akibat gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan
tanpa reaksi peradangan, asimptomatik, dan berlangsung singkat. Biasanya tidak
ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2.
Milliaria rubra
Millia ruba memiliki gambaran berupa
papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat menembus kedalam epidermis,
biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah
disekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat
juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
3.
Miliaria profunda
Bentuk ini agak jarang terjadi
kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra ditandai
dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat di badan
ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara
klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak
terdapat eritema. (Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik tampak saluran
kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel
radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang
berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang
tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula
resorshin 3% dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana saja,
kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel yang berwarna merah
daging, disertai gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan
penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama
sekali tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang
hebat. (Hassan, 1984)
4.
Milliaria fustulosa
Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang
menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel superfisial.
(Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas, superfisial
dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto,
1988)
2.2.4 Penatalaksanaan
Milliariasis
Asuhan yang diberikan pada neonatus,bayi dan balita
dengan milliariasis tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami.
Asuhan yang diberikan yaitu
·
Mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan
sumbatan yang sudah timbul
·
Menjaga kebersihan tubuh bayi
·
Mengupayakan menciptakan lingkungan dengan kelembapan
yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruang
ber AC atau didaerah yang sejuk dan kering
·
Menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak
terlalu sempit
·
Segera mengganti pakaian yang basah dan kotor
·
Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2%
dengan menambahkan mentol 0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.
2.3. BISUL ( FURUNKEL )
2.3.1 Pengertian
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutan di sekitarnya. Penyebabnya adalah
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau
jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan
bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau
pada jari-jari tangan. Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah
yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya
menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau
dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang.
Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam,
lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut
furunkulosis
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan
pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya
adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi
lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah
karena merupakan infeksi yang lebih serius.
Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan
di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh
penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis. Infeksi ini
menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang
lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada
saat yang sama.
2.3.2 Etiologi
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang
terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh Staphylococcus
Aureus
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya
adalah bayi yang:
·
Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran
penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan
mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan
anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena
benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci
tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah
terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena
adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan
lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab
bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah
pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan.
Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang
dimandikan dan dijaga kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya kuman pun
akan bersarang.
·
Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk
daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan
berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul.
Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
·
Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan
rumah kebajikan.
·
Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang
kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya
tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada
bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
- Sistem imuniti
Badan yang lemah seperti pembawa HIV.
Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti
kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor
pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya
karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu
digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya
jadi bisul.
2.3.3 Tanda-tanda dan Gejala Bisul
Gejala untuk bisul ini hampir menyamai penyakit kulit
yang lain seperti:
- Nanah di bahagian tengah bisul
- Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada
bisul tersebut
- Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
- Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.
Biasanya muncul bintil atau benjol
berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah, dapat disertai rasa nyeri
dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila bisul sudah matang, mata
bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area
kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi
yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang
terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang
pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut
autoinokulasi.
2.3.4 Penatalaksanaan
Asuhan
yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
b.
Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan
akan sembuh dengan sendirinya
c.
Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami
furunkel serta daerah sekitarnya
d.
Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk
mengurangi nyeri dan melunakkan nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil
menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya
e.
Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung
dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara homogen
f.
Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti
pada hidung atau telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan
insisi
g.
Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
1)
Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform
consent
2)
Minta seseorang untuk memegangi anak
3)
Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah
bisul dengan segera pada puncaknya saja.Kemudian masukkan penjepit dalam luka
dan bukalah penjepitnya.Dengan cara ini, akan membuka jalan keluar untuk nanah
tanpa mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat
melukai pembuluh darah syaraf
4)
Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau
paracetamol untuk mengatasi nyeri
5)
Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar
satu sudut dari kassaa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat
keluar
6)
Bersihkan alat – alat
7)
Pesankan akan ganti perban
h.
Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan
tergantung kepada luas dan beratnya penyakit.Misalnya dengan pemberian
Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari
i.
Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang
atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes
melitus
2.3.5 Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung
zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau
mencegah penularan.
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
- Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar
keringat tersebut segera dikeringkan
- Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus
dibersihkan dengan handuk basah
- Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan
sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
- Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
- Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup
sehingga ruangan bayi tidak lembab
- Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau
dari bahan yang tidak menyerap keringat
- Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau
kotor
- Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika
keluar keringat
- Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
- Pahami penanganannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seborrhea adalah suatu peradangan
pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala,
wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Dermatitis seboreik sering
ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab
ketombe adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Biasanya timbul secara bertahap,
menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang
disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut.
Milliariasis disebut juga sudamina, biang keringat, keringat buntet,
liken tropikus, atau pickle
heat. Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi
keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Biasanya milliariasis ini
disebabkan udara yang panas dan lembab, pakai yang terlalu ketat dan tidak
menyerab keringat, dll. Milliariasis di awali dengan tersumbatnya pori-pori
kelenjar keringat sehingga pengeluaran keringat tertahan.
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutan di sekitarnya. Penyebabnya adalah
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau
jamur. Biasanya
muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah,
dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman.
3.2 Saran
3.2.1 Saran Untuk Tenaga Kesehatan
Penyusun berharap hendaknya kita
sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang macam-macam masalah sering
terjadi pada neonatus, bayi dan balita terutama Seborrhea, Milliariasis,
Bisulan. Serta bagaiman tindakan kita untuk mengatasinya.
3.2.2 Saran Untuk Institusi
Penyusun berharap agar makalah
tentang Seborrhea, Milliariasis, Bisulan ini dapat dijadikan referensi buku di
perpustakaan Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
3.2.3 Saran Untuk Mahasiswa
Penyusun berharap agar mahasiswa prodi
DIII Kebidanan lebih mengetahui tentang masalah yang serimg terjadi pada
neonatus, bayi dan balita. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Sudarti, dkk.,2010, Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi dan Anak Balita, nuha
medika, jogyakarta.
·
Dewi Lia, (2010)
Asuhan Neonatus Bayi Dan balita, Salemba Medika, JakartaFK-UI, (2000) Ilmu
Kesehatan Anak, FK-UI,
·
JakartaAnonym,(2010),Medicinestuffs.blogspot.com/.../dematitis-seboroik-pada-anak-seborrheic.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar