BAB I
LATAR
BELAKANG
A. Latar
Belakang
Radang pada
genetalia eksterna meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis.
Bartolinitis merupakan Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga
dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Infeksi alat
kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh : Virus (kondiloma
akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis
dan trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)
Vaginitis merupakan suatu peradangan
pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin
luar wanita). Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
Penyebabnya adalah Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus), Jamur
(misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit daerah vulva dan vagina.
Iritasi ini dapat menyebabkan
terjadinya: gatal-gatal (45-58%) di sekitar daerah labia mayora (bibir vagina
besar), labia minor (bibir vagina kecil), dan daerah perineal (daerah perbatsan
antara vagina dan anus)
kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%) rasa tidak nyaman pada kulit terutama pada saat atau setelah buang air kecil banyaknya lendir yang keluar dari vagina (62-92%).
kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%) rasa tidak nyaman pada kulit terutama pada saat atau setelah buang air kecil banyaknya lendir yang keluar dari vagina (62-92%).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini
penulis membatasi permasalahan sesuai dengan pokok permasalahan tentang promosi
kesehatan dengan judul yaitu ”Radang pada genetalia eksterna”.
C. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah promosi kesehatan dan untuk mengetahui lebih
jauh tentang Radang pada genetalia eksterna.
BAB II
PEMBAHASAN
Bartonilitis
A. Pengertian
Bartolinitis adalah Infeksi pada
kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada
alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
B. Etiologi
Bartolinitis
disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina
C. Etiologi Infeksi
a. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus
: kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur
: kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b. Infeksi alat
kelamin wanita bagian atas :
Virus
: klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur
: asinomises.
Bakteri : neiseria
gonore, stafilokokus dan E.coli
D. Patofisiologi
Lama
kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista
(kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu
kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak
akan menimbulkan keluhan
E. Tanda dan Gejala
1.
Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak,
timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2.
Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali
bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
3.
Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang
ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan
dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar
alat kelamin.
4.
Terdapat abses pada daerah kelamin
5.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid
berbau dan bercampur dengan darah.
F.
Pengobatan
Pengobatan
yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500
mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat
500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa
nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
G. Pemeriksaan
Penunjang
1. Laboratorium
2. Vullva
3. In speculo
H. Penatalaksanaan
Tatalaksana
Infeksi Alat Kelamin Wanita
Berikut ini adalah beberapa infeksi
alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas dan tatalaksana yang
disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang tersedia.
1. Gonore (GO)
Anamnese :
a.
99 kasus GO
pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita tidak ada
gejala atau keluhan.
b. Kalau ada
keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh penderita.
c.
Sering
anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau
erosif. Tampak vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau
purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis,
abses tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis. Ketiga komplikasi tersebut terahir
disebut Pelvis Inflamatory Disease (PID).
Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge
: Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
2. Uretritis
Non Gonore
Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau
ada, keluhan biasanya adalah disuria dengan atau tanpa discharge. Sering juga
dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang air kecil (terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan dengan GO) Riwayat kontak
sering (+)
Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra.
Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri tekan suprapubis.
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus
(-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau didapat
benang-benang pendek (threads)
3.
Trikomoniasis
Anamnese :
Anamnese :
Keluhan
utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak, berwarna kuning
atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering
dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu ditanyakan, karena > 50%
penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan in speculo : terasa
sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna kuning atau putih
kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red spots atau
strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium :
Fluor albus : dengan mikroskup
cahaya Trichomonas vaginalis (+).
4.
Kandidiasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah keputihan dan gatal di
vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu
melakukan aktivitas sexual. Faktor predisposisi : diabetes militus, pemakaian
Pil KB, dan pemakaian antibiotika yang tidak terkontrol serta kegemukan.
Pemeriksaan :
Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin
didapat juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa sakit, Discharge kental, sedikit,
putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells) atau tunas (budding body) dan
pseudohypha atau spora.
I. Pencegahan
Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan.
Salah satunya adalah gaya hidup bersih dan sehat :
1.
Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan
agar Anda terhindar dari kegemukan yang menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini
dapat menimbulkan luka, sehingga keadaan kulit di sekitar selangkangan
menjadi panas dan lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.
2.
Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat
memicu kelembapan. Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat agar
daerah vital selalu kering.
3.
Periksakan diri ke dokter jika mengalami
keputihan cukup lama. Tak perlu malu berkonsultasi dengan dokter kandungan
sekalipun belum menikah. Karena keputihan dapat dialami semua perempuan.
4.
Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum.
Siapa tahu, ada penderita radang yang menggunakannya sebelum Anda.
5.
Biasakan membersihkan diri, setelah buang air
besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke belakang.
6.
Biasakan membersihkan alat kelamin setelah
berhubungan seksual.
7.
Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan
pantyliner. Perempuan seringkali salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian
dalamnya bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan
kulit di sekitar vagina.
8.
Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri
untuk melawan kuman yang merugikan kesehatan. Produk pembersih dan pengharum
vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika
digunakan berlebihan bisa berbahaya.
9.
Hindari melakukan hubungan seksual
berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari pasangan Anda.
Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi sumber penularan
bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular seksual
dan pola seksual bebas.
VAGINITIS
A. Definisi
Vaginitis
adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu peradangan
pada vulva (organ kelamin luar wanita). vulvovaginitis adalah peradangan pada
vulva dan vagina.
B. Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
· Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
· Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotic
· Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
· Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
2.
Zat atau benda yang bersifat iritatif
· Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
· Sabun cuci dan pelembut pakaian
· Deodoran
· Zat di dalam air mandi
· Pembilas vagina
· Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
· Tinja
3.
Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4.
Terapi penyinaran obat-obatan
5.
Perubahan hormonal
C. Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan
adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya
sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan
yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan
warnanya bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri
cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan
berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan
sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina
sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan
mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan
gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit
tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang
mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena trichomonas vaginalis
menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan
dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika
mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau
endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah
melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa
disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker
stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri
di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa
rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis
pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
D. Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan
yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan
dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya
keganasan, dilakukan pemeriksaan pap smear.
Pada
vulvitis menahun yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan biasanya
dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.
E. Pengobatan
Jika cairan
yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu
mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara
khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan
antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme
penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina
dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan
terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya
peradangan panggul.
Jika akibat
infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel
satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar
cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi
meular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual
diobati pada saat yang sama.
Penipisan
lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen
bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan
langsung ke vulva dan vagina.
Selain
obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya
terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun
gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres
dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk
mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim
atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet
acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi
herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
Vulva vaginitis
A. Pengertian
Vulvovaginitis
adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis adalah nama yang sering
diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi berhubungan dengan dermatitis
dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia' juga nama-nama untuk
Candida albicans infeksi.
Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal
dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada
setiap Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu
diketahui bahwa semua tidak selalu gatal disebabkan oleh ragi.
B. Etiologi
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab
paling umum vulvovaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotik
dapat menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh antijamur normal bakteri yang
hidup di vagina. Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan tebal,
putih discharg vagina, dan gejala lain. Untuk informasi lebih lanjut, lihat:
ragi infeksi vagina
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Gelembung mandi, sabun, vagina
kontrasepsi, feminin semprotan, dan parfum dapat menyebabkan iritasi ruam gatal
di daerah genital, sedangkan nonabsorbent ketat atau pakaian kadang-kadang
menyebabkan ruam panas.
Jengkel jaringan lebih rentan terhadap infeksi daripada jaringan normal, dan
banyak organisme penyebab infeksi berkembang dalam lingkungan yang hangat,
lembab, dan gelap. Tidak hanya faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada
penyebab vulvovaginitis, mereka sering memperpanjang periode pemulihan.
Kurangnya estrogen pada wanita postmenopause dapat menyebabkan kekeringan
vagina dan penipisan kulit vagina dan vulva, yang juga dapat menyebabkan atau
memperburuk kelamin gatal dan terbakar.
Nonspesifik vulvovaginitis (di mana penyebab dapat diidentifikasi) dapat
dilihat dalam semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak gadis
sebelum pubertas. Setelah pubertas dimulai, vagina menjadi lebih asam, yang cenderung
untuk membantu mencegah infeksi.
Vulvovaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital
miskin kebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan
iritasi labia dan vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan
berlebih dari suatu jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam tinja.
Bakteri ini kadang-kadang menyebar dari anus ke area vagina dengan mengusap
dari belakang ke depan setelah menggunakan kamar mandi.
Pelecehan seksual harus dipertimbangkan pada anak-anak dengan infeksi yang
tidak biasa dan berulang episode dijelaskan vulvovaginitis. Neisseria
gonorrhoeae, organisme yang menyebabkan gonore, menghasilkan gonokokal
vulvovaginitis di gadis-gadis muda. Gonocorrhea vaginitis terkait dianggap
sebagai penyakit menular seksual. Jika tes laboratorium mengkonfirmasi
diagnosis ini, gadis-gadis muda harus dievaluasi untuk pelecehan seksual.
Sekitar 20% dari non-hamil wanita usia 15-55 pelabuhan Candida albicans dalam
vagina. Sebagian besar tidak mempunyai gejala dan itu berbahaya bagi mereka.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans menyebabkan berat dadih putih
seperti vagina, rasa panas di vagina dan vulva dan / atau ruam gatal di vulva dan
kulit di sekitarnya.
Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen,
sebuah substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita
yang lebih muda dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang terjadi.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
• Kehamilan
• Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen
berbasis terapi penggantian hormon
• Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas seperti
tetracycline atau amoxiclav
• Diabetes mellitus
• Anemia kekurangan zat besi
• Defisiensi imunologis misalnya, infeksi HIV
• Di atas kondisi kulit yang lain, sering psorias ,
Planus lumut atau lumut sclerosus.
• Penyakit lain
C. Patofisiologi
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.
D. Manifestasi
Klinis
Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans, meliputi:
· Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
· Berat dadih putih seperti vagina
· Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva,
kadang-kadang menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah kemaluan,
daerah inguinal dan paha.
Ini bisa berlangsung hanya
beberapa jam atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau jarang,
bulan.
· Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.
E. Komplikasi
• Ketidaknyamanan yang tidak hilang
• Infeksi kulit (dari garukan)
• Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti
gonore dan infeksi kandida)
F. Pencegahan
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan
kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular
seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan
baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi
non-vulvovaginitis.
Anak-anak harus diajarkan bagaimana
cara benar membersihkan daerah genital saat memandikan atau mandi. Tepat
menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu (anak harus selalu
menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri dari
anus ke vagina).
Tangan harus
dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.
G. Penatalaksanaan
Kadang-kadang
Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada
beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi , diabetes
melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan
yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida albicans melakukannya karena
infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan dari perawatan dalam situasi
ini adalah untuk menghindari pertumbuhan berlebih dari kandida yang mengarah ke
gejala, daripada harus mampu mencapai pemberantasan menyelesaikan atau
menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa langkah-langkah berikut dapat
membantu:
· Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar, menghindari
stoking nilon.
· Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun –
· Menggunakan pembersih non-sabun atau krim untuk mencuci berair.
· Terapkan hidrokortison krim untuk mengurangi gatal dan mengobati sekunder
dermatitis mempengaruhi vulva.
· Perlakukan dengan krim anti jamur sebelum setiap periode menstruasi dan
sebelum terapi antibiotik untuk mencegah kambuh. Sebuah perjalanan
panjang sebuah antijamur topikal agen kadang-kadang diperlukan (tapi hal
ini mungkin sendiri menyebabkan dermatitis atau hasil dalam non-proliferasi
candida albicans).
· Antijamur oral obat-obatan (itrakonazol atau flukonazol) dapat diambil
secara teratur dan sebentar-sebentar (misalnya sekali sebulan). Dosis dan
frekuensi yang cukup bervariasi, tergantung pada keparahan gejala. Oral agen
antijamur mungkin tidak sesuai pada kehamilan. Mereka membutuhkan resep.
· Asam borat (boraks) 600mg sebagai supositoria pada malam hari dapat
membantu untuk mengasamkan vagina dan mengurangi kehadiran khamir (albicans dan
non-candida albicans).
Langkah-langkah berikut belum ditunjukkan untuk
membantu.
· Perawatan
pasangan seksual - laki-laki mungkin mendapatkan singkat reaksi kulit pada
penis, yang membersihkan cepat dengan krim antijamur. Memperlakukan laki-laki
tidak mengurangi jumlah episode kandidiasis pada pasangan wanita mereka.
·
Khusus gula
rendah, rendah ragi atau yoghurt tinggi diet
· Menempatkan yoghurt dalam vagina
·
Obat alami (dengan pengecualian asam borat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bartolinitis merupakan Infeksi pada
kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada
alat kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya
disebabkan oleh :
Virus (kondiloma akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)
Virus (kondiloma akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)
Vaginitis merupakan suatu peradangan
pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin
luar wanita).
Vovaginitis adalah peradangan pada
vulva dan vagina. Penyebabnya adalah Bakteri (misalnya klamidia,
gonokokus), Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita
hamil dan pemakai Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit daerah
vulva dan vagina.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini
belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar